Selasa, 25 Maret 2014

Terkadang Kisah Cinta Tidak Hanya Memiliki 2 Tokoh Utama

mencintai akan terasa menyakitkan saat kita mencintai seseorang yang telah memiliki kekasih, dan kita hanyalah sebagai pemeran pembantu dalam kisah tersebut.

"namun aku mencintaimu, lebih dari sekedar teman" ucapku lirih.
"ya, aku tahu. tetapi kita tidak bisa melanjutkan kisah ini, aku tak bisa meninggalkan dia" ujarnya.
"lalu bagaimana dengan aku? perhatianmu selama ini membuat aku menyayangimu." suaraku melemah.
"maaf, mengapa kau menyayangiku? bukankah kau tahu aku telah bersamanya?" dia menatapku dengan pandangan nanar, aku tahu dia terjebak dalam pilihan yang sulit.
"sekarang, kisah kita cukup sampai disini saja" suaranya melemah.
"aku terlanjur menyayangimu. bukankah dulu kau juga bilang bahwa kau menyayangiku? lantas mengapa semua menjadi rumit seperti ini? lalu, sekarang bagaimana?" tanyaku,
"ya, aku tahu. aku menyayangimu, namun kisah kita tak bisa dilanjutkan. kamu harus mencintai lelaki lain, cari saja lelaki lain yang dapat membahagiakanmu." jawabnya
aku pun mulai terisak mendengar jawabnya, "dimana aku harus mencari orang sepertimu? aku hanya bisa menyayangimu, bukan orang lain."
"jangan cari seseorang sepertiku, di luar sana akan ada seorang lelaki yang berjanji menyayangimu dan tak akan meninggalkanmu. bukan seperti aku, kamu tak pantas menangisi lelaki jahat seperti aku, dan kamu adalah wanita baik, di sana akan ada lelaki baik yang siap menyayangimu lebih dari aku." aku kembali terisak,
"aku tahu itu, tapi aku tak peduli entah itu kamu lelaki baik atau jahat, aku menyayangimu. satu hal yang perlu kamu ingat, aku akan tetap setia menunggumu, kamu bisa kembali kapan saja kamu mau ketika kamu telah lelah mencari cinta lain." kataku padanya.
"aku harap kamu tak menungguku." ucapnya singkat.
"apakah kamu tak akan kembali lagi kepadaku nanti?" tanyaku,
"aku hanya tak ingin kamu merasakan sakit saat menungguku." ia berkata untuk terakhir kalinya, lalu pergi meninggalkanku seorang diri.

aku sempat berpikir bahwa ini hanya sementara. aku masih meyakini bahwa suatu saat aku akan menjadi satu-satunya. aku masih meyakini bahwa aku tidak selamanya jadi yang kedua, aku tidak selamanya akan terus kau sembunyikan. selama ini, saat aku bersamamu, aku lupa apa arti cinta. perasaanku mati untuk merasakan bahagia. aku terbiasa dengan perasaan sakit yang kubuat sendiri, aku terbiasa dengan perlakuanmu yang terkadang menganggap aku tak ada. kamu terlanjur membuatku percaya, bahwa cinta adalah kesabaran menjadi pihak ketiga. aku terlalu lama menyiksa diriku sendiri, hanya untuk mengharapkanmu, kamu yang tak pernah menganggap perasaanku ada dan nyata.

tetapi semua berakhir saat aku belum sempat merasakan menjadi satu-satunya milikmu, seperti yang selama ini kuyakini. sudahlah, semua sudah terjadi. percayalah, kita akan bahagia dengan jalan kita masing-masing, tanpa harus menyakiti pihak lain, tanpa harus menyangkal Tuhan yang menyebabkan cinta itu ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar